Tanggungjawab orang Hidup
Assalamu`alaikum Wr Wb
Bismillahirrahmanirrahiim
Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Salah satu ciri umum yang dimiliki oleh semua orang sukses adalah bahwa mereka membenci status quo dan menerima tanggung jawab hidup mereka. Dari pada menyalahkan orang lain, lingkungan dan keadaan sekitar, orang-orang sukses selalu melihat ke dalam diri mereka sendiri, memperhatikan 3 jari (jari tengah – jari manis – jari kelingking) saat pose tangan menunjuk. Mereka tidakpernah menyalahkan orang lain atas apa pun yang terjadi pada diri mereka. Mereka mengetahui dengan sangat jelas bahwa mereka dapat membuat sesuatu yang berbeda dalam kualitas hidup mereka. Mereka bertanggungjawab atas hidup mereka dan tidak menelantarkannya atas dasar keinginan atau desakan orang lain.
Kata “Tanggung Jawab”
Pernahkah kita berpikir apa itu tanggung jawab ? apakah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata atau dua kata yang berdiri sendiri – tidak ada kaitannya antara kata tanggung dan jawab – Sekarang, apa sebenarnya kata tanggung jawab itu ? sesungguhnya kata tanggung jawab adalah kemampuan untuk menjawab atau merespon. Bagaimana kita merespon lingkungan di sekitar kita ? Pernahkah punya pengalaman, apa yang kita lakukan ketika mleihat sebongkah batu dijalan raya ? apakah kita hanya terdiam, cuek atau meresponnya dengan segera menyingkirkannya ?
Nha, sesungguhnya cara kita merespon batu tersebut, begitu pulalah cara kita dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan yang akan didapatkan. Orang sukses tidak akan menyalahkan dunia atas kehidupan mereka sendiri, dengan kata lain tidak akan menyalahkan sebingkah batu di jalan yang menyebabkan seseorang jatuh dari sepeda motor karena kita tidak menyingkirkannya.
Manusia bukanlah kreasi dari lingkungan, namun lingkunganlah yang merupakan kreasi manusia
(Benjamin Disraeli)
Sebuah kisah : suatu ketika seorang guru menanyakan kepada murid-muridnya, “Anak-anak mau jadi apa kelak suatu hari ?” semua siswa mengemukakan pilihannya, ada yang mau jadi dokter, pengacara, insinyiur hingga konglomerat.
- Apakah kita begitu miskin sehingga dunia terus menertawakan kita ?
- Akankah keadaan kita akan seperti keadaan kita sekarang ini selamanya ?
- Apakah orang miskin bahkan tidak boleh bermimpi ?
Kemudian ibunya menjawab pertanyaan anaknya, “ Anakku, hal itu tergantung pada dirimu; apakah kamu menerima tanggungjawab hidupmu hari ini dan menjadi apa yang kamu katakana kepada teman-temanmu atau tidak, bersiap-siaplah untuk terus dipermalukan sepanjang hidupmu”
Anak itu pun memutuskan untuk menjadi apa yang telah dia katakana di dalam kelas dan tidak memberikannya pilihan lain. Singkat cerita, anak miskin tersebut menjadi seorang anggota kongres Amerika termuda – 28 tahun – dalam wawancaranya dengan BBC ia mengatakan bahwa ia membutuhkan waktu 15 tahun untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, tetapi sebenarnya hidupnya telah berubah di waktu dia menerima tanggung jawab hidup dan berhenti menyalahkan lingkungan, masyarakat dan ibunya.
Di hari anda memangku penuh tanggung jawab diri anda, di hari anda berhenti membuat penyesalan, maka pada hari itulah anda mulai berada di puncak
(O.J. Simpson)
Sekarang kita harus tahu, pokok masalah adalah pada diri kita tidak menggunakan waktu yang kita miliki untuk menerima tanggungjawab hidup kita sendiri. Kita justru menggunakannya untuk mengerjakan sesuatu yang sia-sia dan kemudian menyalahkan orang lain atas perilaku kita sendiri. Jujur, jika kita tidak dapat mengontrol hidup kita, maka orang lainlah yang akan melakukannya. Kita merasa nyaman menyebut diri kita dengan sebutan “Mr. Perperct” dan menyalahkan seluruh dunia. Kebanyakan manusia tidak merasa bahagia dan puas dengan hidupnya, hidup dalam belas kasihan. Mereka terpedaya oleh diri mereka sendiri.
Semakin dini kita belajar mengatasi tanggungjawab hidup, semakin dini kita dapat menjadi sukses
(Faiez Seyal)
Segera Putuskan !
Jika ada seseorang mampu membuat kita mengerjakan sesuatu yang sebenarnya kita tidak ingin mengerjakannya, maka hal itu bukanlah salah. Namun, kita sendiri yang salah karena yang kita kerjakan adalah hasil keputusan diri kita. Letak masalahnya adalah bukan pada apa yang terjadi pada diri kita, namun terletak pada apa yang kita lakukan dengan apa yang telah terjadi pada diri kita yaitu menentukan hasil hidup kita. Seseorang dapat merintis sesuatu, namun adalah kita yang akan bereaksi secara positif atau negative.
Semua kisah sukses para usahawan seperti Bill Gates, Kolonel Sanders, Anthony Robbins merupakan orang-orang yang memikul tanggung jawab hidup mereka. Mereka menolak untuk menerima status quo yaitu mereka berhak mendapat yang jauh lebih baik dari apa yang telah mereka miliki dan hanya ada satu orang yang dapat memberikan semua itu, yaitu diri mereka sendiri. Semuanya sama-sama memiliki dua hal umum yaitu mereka merasa yakin bahwa :
1. Pengalaman hidupnya harus lebih baik daripada sebelumnya (membenci status quo)
2. Hanya dirinya dan bukan orang lain yang dapat mengubahnya (menerima tanggungjawab hidup kita sendiri)
Orang-orang yang kehilangan control atas beberapa aspek penting atau berbagai dimensi hidup kerap kali membenarkan dengan menyalahkan lingkungan, keluarga, atau masyarakat dengan keluhan berikut ini :
- Saya tidak ingin melakukan hal itu, namun anda tahu hal tersebut begitu menggoda
- Saya ingin mengurangi berat badan, namun makanannya sangat enak dan saya tidak dapat menahan diri
- Saya ingin melakukan semua yang anda katakana, namun bagaimana mengubah yang lainnya ?
- Tidak ada yang mungkin, kecuali anda mengubah seluruh masyarakat. Bagaiman saya dapat melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma social dan budaya ?
So, mari kita belajar :
1. Katakan kepada diri kita bahwa kita berhak mendapatkan yang terbaik
2. Berhentilah menyalahkan dan mengeluh
3. Mulailah mempercayai bahwa hanya ada satu orang yang dapat mengubah nasib kita dan orang itu adalah diri kita sendiri.
Finnaly, Hidup ini adalah sekumpulan dari hari yang setiap kita pasti menjalaninya kini hingga esok nanti. Nasib kita sesungguhnya akan ditentukan oleh amalan kita sendiri, Miskin bukanlah takdir kita, Bodoh bukan juga nasib kita, Malas bukan pula kehendakNya, Gagal bukanlah hasil dari segalanya dan Sukses itu adalah pasti ketika setiap proses kita jalani.
Wallahu a`lam bishowab
Wassalamu`alaikum Wr Wb
Salam Perjuangan !!!
Mujahidmuda
MariefuniM
(realmujaheed.wordpress.com)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda