Kahfi Training Centre

Selasa, 12 Mei 2009

Bagaimana menjadi Pelatih (Sebuah Pengantar)


A. Istilah-istilah untuk pengelolaan Pelatihan

1. Instruktur berasal dari kata instructor dengan asal kata instruction. Secara bebas maka kata itu dapat diartikan sebagai orang yang memiliki kekuasaan untuk memberikan instruksi (perintah). Instruktur disini harus didengar, dipatuhi dan dikuti. Istilah ini lebih memiliki kesan otokrasi yang bernuansa top down. Istilah ini kerap kali digunakan pada lembaga dengan garis koordinatif yang kental, seperti TNI, namun paa beberapa lembaga istilah ini sudah mengalami pelamahan arti dari maksud yang disebutkan di atas.

2. Pelatih berasal dari kata latih yang merupakan terjemahan dari kata Trainer. Secara sederhana kata ini dapat diartikan sebagai orang yang ikut serta secara partisipatif dengan aktifitas peserta pelatihan.

Istilah pelatih lebih mencair dengan kondisi peserta, sehingga jarak antara peserta dan pelatih terkesan lebih akrab tanpa harus menghilangkan kredibilitas pelatih tersebut. Dengan suasana keakraban yang diciptakan, maka diharapkan materi yang disajikan selama pelatihan dapat diserap peserta dengan lebih baik.

3. Fasilitator berasal dari kata facilitator dengan asal kata facility. Secara sederhana istilah ini dapat diartikan sebagai orang yang memfasilitasi dalam setiap sesi pelatihan, ia seperti kaca pemantul yang akan memantulkan kembali kepada peserta lain hal-hal yang ditanyakan oleh seorang peserta pelatihan, fasilitator hanya menyimpulkan sekaligus menyempurnakan jawaban yang diberikan oleh peserta. Dalam penyajian materi fasilitator lebih dekat dengan metode diskusi, role play, dan games.

4. Widyaiswara berasal dari bahasa Sangskerta Widya dan Iswara. Istilah ini sebenarnya hampir sama dengan pelatih atau fasilitator. Istilah ini dipergunakan pada lembaga pelatihan milik pemerintah.

Sebenarnya masih banyak istilah lain yang dipakai berbagai lembaga sesuai dengan kebutuhan lembaga bersangkutan, Namun untuk menyatukan persepsi, maka dalam makalah ini kita gunakan istilah pelatih (trainer).


B. Hal-hal yang Harus Dikuasai Seorang Pelatih.

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa pelatihan merupakan persoalan yang rumit dan untuk menjadi seorang pelatih tentunya harus memiliki kompetensi khusus, baik kemampuan konseptual (kognisi), kemampuan teknis (psikomotor) yang tak kalah pentingnya kemampuan moral (afektif). Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas kemampuan yang mesti dimiliki oleh seorang trainer.

1. Kemampuan konseptual

a. Pengetahuan tentang Psikologi

Melatih manusia bukan persoalan yang mudah, hal ini disebabkan karena perbedaan karakteristik manusia yang sangat beragam, sehingga dalam pelatihan diperlukan sekali pemahaman yang komprehensip terhadap peserta pelatihan, sehingga pelatihan yang diadakan akan mencapai tujuan yang dimaksud.

Pengetahuan psikologi yang mesti dikusai oleh seorang trainer adalah :

- Psikologi perkembangan, karena dengan demikian, seorang trainer akan lebih mudah menerapkan metode dan alat pelatihan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta, sehingga pencapaian tujuan pelatihan akan lebih maksimal

- Psikologi Pendidikan/belajar,

- Psikologi Kepribadian,

- Teknis Terapi tingkah laku

- Dan sebagainya.

b. Pengetahuan tentang prosedur pengajaran

Pengetahuan ini sangat penting bagi seorang pelatih, dengan mengetahui seluruh prosedur pengajaran pelatihanpun akan mencapai arah yang jelas, tidak monoton dan membosankan. Di antara prosedur pengajaran yang mesti dikusai seorang trainer adalah :

- Pengetahuan mengenai ragam metode belajar,

- Pengetahuan tentang manajemen kelas,

- Pengetahuan tentang penyusunan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Pengalaman Belajar dan Indikator

- Pengetahuan tentang Desain Instruksional,

c. Pengetahuan tentang filsafat pendidikan

Mengetahui filsafat pendidikan akan sangat membantu dalam perumusan landasan suatu pelatihan, mulai dari analisis ontologi, epistimologi dan aksiologi pelatihan.

d. Pengetahuan tentang materi yang disajikan

Hal yang paling pasti dikuasai seorang trainer adalah mengetahui materi ajar yang akan disajikannya, jika saja seorang trainer tidak mengetahui suatu materi ajar, maka jangan memandu materi bersangkutan.

2. Kemampuan Teknis

a. Kemampuan berkomunikasi,

b. Kemampuan mendinamisasikan kelompok pelatihan,

c. Kemampuan mengorganisir bahan,

d. Kemampuan memanfaatkan media pelatihan,

e. Kemampuan mengkombinasikan metode pelatihan

f. Dan lain sebagainya.

3. Kemampuan Moral

a. Memiliki perilaku yang bersahaja,

b. Memiliki komitmen moral yang tinggi,

c. Menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan adat istiadat,

d. Dan lain sebagainya.


C. ALUR PROSES SUATU PELATIHAN

Yang dimaksud dengan alur proses di sini adalah, prosedur yang mesti dipenuhi seorang perencana pelatihan dalam menyelenggarakan suatu pelatihan. Adapun alur proses tersebut secara sistematis adalah :

1. Identifikasi Kebutuhan

Sebelum suatu pelatihan diadakan, terlebih dahulu dilakukan proses identifikasi. Hal ini bertujuan agar pelatihan yang akan diadakan betul-betul menjadi minat konsumen pelatihan, sekaligus jika suatu pelatihan berbasis “Button up” penyelenggara tidak perlu mengkhawatirkan jumlah peserta yang akan mengikuti pelatihan dimaksud.

Identifikasi kebutuhan juga akan membuka peluang yang besar bagi penyelenggara untuk memikirkan lebih matang, tentang muatan apa yang mesti diberikan dalam pelatihan, tujuan apa yang mesti ditetapkan dan materi apa saja yang mesti disajikan.

2. Perencanaan Pelatihan

Kegiatan penting sebelum melakukan sesuatu adalah perencanaan, dengan perencanaan yang rinci dan matang suatu pelatihan tidak terkesan sembarangan dan asal-asalan. Proses perencanaan ini meliputi ; perencanaan organisasi penyelenggara, perencanaan tim pengelola (trainer), perencanaan peserta (target group), perencanaan sarana dan parasana, perencanaan metode, alat bantu, media, evaluasi, transportasi, akomodasi, konsumsi dan segala tetek bengek pelatihan bersangkutan.

3. Penyelenggaraan Pelatihan

Dalam penyelenggaraan suatu pelatihan, perlu diperhatikan konsistensi antara perencanaan yang sudah dibuat dan disepakati dengan pelaksanaan secara riil di lapangan, sering penyelenggara “lompat pagar” ketika sudah berhadapan dengan kenyataan pada hari “H” penyelenggaraan. Untuk itu perlu diingat perlu rencana-rencana alternatif yang disusun sejak awal. Dengan demikian “prerequsite” dan prosedur pelatihan tidak terlecehkan.

4. Evaluasi Pelatihan

Proses evaluasi menempati posisi yang sangat penting dalam pelatihan, tidak ada satupun usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pelatihan jika tidak disertai dengan langkah evaluasi. Evaluasi dalam pelatihan akan ikut pula menentukan arah pengembangan peserta selanjutnya. Evaluasi dalam pelatihan dapat dibagi menjadi :

1. Evaluasi trainer terhadap peserta, yang pada akhirnya menentukan tingkat kelulusan dan arah pengembangan peserta selanjutnya (follow up),

2. Evaluasi peserta terhadap trainer, evaluasi ini bertujuan untuk memantau sejauhmana seorang trainer berhasil dalam tugasnya, di samping itu evaluasi ini juga ikut menentukan kredibilitas seorang trainer.

Label:

Minggu, 10 Mei 2009

`my project`


Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil `alamin, segala puji hanya milik Allah semata, pemilik dan penggenggam alam semesta. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah ruah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut setianya yang selalu menghidupkan sunnah-sunnah beliau dimanapun berada hingga datangya yaumil akhir kelak. Amien.

Tanggal 10 Mei 2009 adalah hari Ahad, tapi para pembaca yang setia membaca tulisan ini, hari tersebut merupakan hari yang special bagi kami, sebut saja laskar ijo lumut. Kami ber-8 (Uni, Tevri, Arifin, Naser, Heriyanto, Suparjono, Beni, Nuryadi) mengadakan outbound yang dilaksanakan oleh pengurus DPC PK Sejahtera Sleman pada saat momen RIhlah Ukhuwah di Pantai Glagah Indah. Laskar Ijo Lumut bukan hanya sekedar lascar ikatan jomblo lucu dan imut (eit`s kecuali pak parjono yang memang sudah punya istri dan insya Allah sebentar lagi mau dapat predikat sebagai ayah) tapi juga karena seragam yang kami pakai adalah ijo mirip lumut, warna kebangsaan KAHFI Community.

Kegiatan itu pun dimulai pada pagi hari sekitar jam 07.00 dengan tempat berkumpul di markas sang panglima besar DPC PK Sejahtera –Ahmad Mujahidin- sekaligus tempat untuk memarkirkan sepeda motor. Peserta yang mengikuti rihlah ini adalah para saksi dan kordus yang waktu Pemilu kemarin terlibat aktif dalam agenda pemenangan pemilu dan gak tanggung-tanggung semuanya diberikan fasilitas akomodasi (nis puskopkar), makan siang, permainan outbound dan tempat wisata yang cukup indah dengan membayar Rp. 0,- alias gratis….tis….tis….tis. Hal ini merupakan wujud dari komitmen DPC PK Sejahtera Sleman untuk `ngopeni` para saksi tersebut yang telah mencurahkan segenap tenaga dan pikiran serta mental saat memperjuangkan suara partai pada tanggal 9 April 2009 yang lalu.

Acara rihlah ini nampaknya memang sudah ditunggu-tunggu oleh para saksi yang beranggapan ada `sesuatu` thank`s giving dari struktur karena sudah mengantarkan Bapak Kusnanto, SH ke kursi dewan Kabupaten Sleman yang asli Panggeran Triharjo Sleman tempat DPC PK Sejahtera bertengger. Selain itu dari pihak struktur memandang rihlah ini tidak hanya sebuah thank`s giving saja melainkan sebagai sarana rekrutmen dakwah, mengingat para saksi dan kordus yang terekrut semasa kampanye rata-rata adalah orang-orang baru.

Selain kegiatan rihlah yang notabenenya hanya having fun saja, maka KTC sebagai sebuah lembaga training centre pemuda menyumbang outbound sebagai bentuk kontribusi kita pada aktivitas dakwah dan pemberdayaan di kalangan pemuda, sehingga kesepakatan lembaga proyek kali ini kita gratiskan juga (karena memang dalam produk kami ada paket gratisan khusus untuk aktivitas rekrutmen dakwah)

Kegiatan outbound ini pun cukup meriah, semangat penuh ukhuwah dan memberikan suntikan ukhuwah diantara para ikhwah yang telah letih dan lelah saat kerja di jihad siyasah. Para peserta juga merasa terhibur sehibur-hiburnya setelah menjalani permainan bola ukhuwah, hula hop race, human tower dan all stand up. Terlihat jelas masing-masing karakter dari tiap-tiap DPRa yang mengikuti permainan tersebut. Ada yang semangat hingga hilang kesadaran bahwa dirinya sudah berumur tua, ada yang biasa-biasa saja karena berpikir `kurang gawean` tapi juga ada yang muncul karakteristiknya mirip anak kecil, ya itulah outboundnya para ikhwah.

Masing-masing permianan yang disuguhkan juga disediakan hadiah untuk para pemenanganya, permainan hula hop didapat pemenangnya dari DPRa Trimulyo diwakili oleh akh Rofi (lurah PKS dari Trimulyo), permainan human tower dimenangkan oleh DPRa Pendowoharjo yang luar biasa dengan jumlah 13 orang mampu membangun menara manusia setinggi 3 tingkat dan paling atas berhasil mengirimkan 2 orang untuk mengibarkan panji PKS dibandingkan DPRa lainya yang hanya mampu 1 orang, Bravo !!! untuk DPRa Pendowoharjo.

Wis sudah tugas kami dalam menyelenggarakan outbound special edition untuk para saksi dan kordus se-Kecamatan Sleman. Dan ini dia momen yang ditunggu oleh kami, Zona Narsis. Ya zona narsis adalah sebuatan bagi kami untuk mengabadikan setiap momen dan aktivitas kami saat outbound ataupun saat kemanapun kami pergi ke suatu tempat. Kenarsisan kami diawali dengan foto bersama sang Pang Sar, Ahmad Mujahidin dengan berlatar belakang samudra Hindia. Kemudian pose-pose lain menyusul dalam rangka photo list untuk keperluan promosi. Ada yang berpose layaknya grup nasyid hingga berpose seperti para pejuang kesyahidan.

Glagah beach momen adalah inspirasi buat kami. Inspirasi yang semoga akan berbuah aksi dalam mendukung bangunan dakwah ini

Rihlah Ukhuwah membuat kami untuk menyadari bahwa kekuatan utama dalam membangun dakwah ini adalah kekuatan jamaah bukan kekuatan yang ada pada diri seorang ikhwah.

Keceriaan outbound para ikhwah membuka mata kami bahwa tidak akan mustahil 2014 kita akan raih dengan mudah jika persiapan itu dimulai dari hari ini bukan esok hari.

Terus semangat !

Jaga Ukhuwah !

Mengukir karya untuk umat

Bersama di jalan dakwah

KAHFI Training Centre mengucapkan jazakumullahu khairan katsiraa kepada :

1. Ustadz Ahmad Mujahidin yang telah memberikan kami ladang amal dan pembelajaran buat kami

2. Mas Ariefudin selaku ketua DPC PK Sejahtera Kecamatan Sleman yang telah setia mendampingi kami dalam zona narsis, semoga jadi amal yang barokah

3. Segenap peserta outbound dari saksi dan kordus dari DPRa Triharjo, DPRa Trimulyo, DPRa Tridadi, DPRa Caturharjo dan DPRa Pendowoharjo antum smeua adalah inspirasi bagi kami

4. Laskar Ijo Lumut (dari kiri ke kanan : nuryadi, uni, tevri, naser, suparjono, heriyanto, beni, arifin) teruslah berkarya untuk umat, jangan pernah puas dengan apa yang telah kita perbuat karena perjalanan panjang itu baru kita mulai saat ini

5. Pak Darno dan sekeluarga yang telah membuatkan kami semangkuk mie ayam sebagai obat penghilang lelah dan lapar

6. Bapak-bapak supir dan kernet yang telah setia dan sabar mengantar, menunggui kami saat ber-rihlah di pantai Glagah Indah. Khusus untuk Bis D, mohon dicek kelengkapan teknis bis seperti roda cadangan dan perkap bongkar ban jadi kalo ban bocor tidak kelamaan untuk menggantinya demi kenyamanan dan keselamatan para penumpang.


Salam Perjuangan !!!

mujahidmuda

MaerifuniM

Label:

Sabtu, 09 Mei 2009

Give me a team


Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah….segala puji hanya teruntuk Allah saja, bukan kepada yang lainnya. Limpahan sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Uswah khasanah kita Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan pengikut setianya yang dengan istiqomah menghidupkan sunnah-sunnah beliau hingga datangnya hari akhir kelak.

Lewat tulisan ini saya ingin berterus terang dengan harapan semangat ini akan terus terang benderang. Saat membuka my lovely book of inspiration saya menemukan sebuah kalimat yang menurut saya bisa menasehati setiap kita dalam menjalani aktivitas PERJUANGAN dlam tim ini, yaitu:

“ One step by 100 person is better than 100 steps by one person ”

Koichi Tsukamoto

Kalimat tersebut diatas menyiratkan kepada kita bahwa keberadaan tim dalam menyelesaikan permasalahan atau dalam mewujudkan sebuah impian mutlak diperlukan. Bersama tim juga, kita mampu berkembang dengan mengaktualisasikan potensi diri kita.

Apakah tim itu ?

Menurut hemat saya sebuah tim itu terbentuk manakala berkumpulnya beberapa orang (min. 2) untuk mewujudkan tujuan yang bermanfaat untuk dirinya maupun lingkungannya. Jadi, dalam tim itu kudu ada tujuan yang hendak dicapai dan ketika berhasil dicapai sesuatu itu bisa bersifat produktif.

Teringat saat – saat mencoba membangun sebuah visi bernama pemberdayaan pemuda. Di sebuah musholla kecil itu, otak-otak kami bertujuh berkelana mencari sebuah solusi terhadap permasalahan yang muncul dikalangan pemuda. Kemudian lahirlah sebuah institusi bernama KAHFI Community. Awalnya tujuan kami hanya sederhana saja, sebagai sebuah lembaga yang dipandang resmi untuk bergerak di jalan dakwah sekolah karena lembaga yang ada (= BPMA) terancam almarhum. Tapi luarbiasa, scenario Allah berbicara lain. Kurang lebih 2 tahun setelah KAHFI terbentuk, lembaga ini berkembang dengan didatanginya beberapa komunitas yang memiliki kesamaan gerak dan visi yang sama. Akhirnya bergabunglah beberapa komunitas itu dalam sebuah wadah pemberdayaan di kalangan pemuda muslim. Alhamdulillah hingga detik ini, kami masih merasakan aura perjuangan bersama dalam sebuah tim yang disamakan geraknya serta mempunyai kesamaan visi.

Ya itulah kekuatan sebuah tim yang saya rasakan hingga saat ini. Kekuatan itu tidak terlepas dari nilai-nilai ukhuwah dan amal jama`I yang sudah sejak lama dibangun.

God…..

Give me a team,

Yang tidak hanya sekedar berbagi persepsi infirodhi

Tapi kumpulan ide yang tertuang indah dalam sebuah aksi

Kalaulah di dalam tim kita hanya berpikir apa yang akan saya dapatkan, sementara tidak berpikir apa yang bisa saya torehkan dalam tim, maka tunggulah saat kehancurannya (wueeh ngeriiiiii……..)

Yo yes no, karena tim yang efektif tidak terletak dari seberapa banyak orang yang terlibat akan tetapi tergantung pada apa yang bisa diperbuat oleh semua anggota tim tersebut untuk mencapai tujuan yang produktif. Taruhlah jumlah anggota tim itu sedikit tapi produktif, itu justru lebih baik dibandingkan jumlahnya limpah ruah, bagaikan biuh di lautan, terombang-ambing gak karuan dan anggotanya cuma berpikir apa yang bisa saya dapatkan (na`udzubuillahi min dzalik…)

God….

Give me a team,

Yang gak tabu akan nilai-nilai ukhuwah

Dan yang bertindak asal berjamaah


Namun perlu dicatat para pembaca yang budiman dan budiwati (asal bukan budi anduk aj….:->) dalam membangun tim yang mempunyai satu gerak n langkah, energy terbesar yang akan dikeluarkan adalah manakala proses menyamakan frekuensi (=persepsi). Sering kali proses ini memakan waktu yang terlama dan rentan konflik internal. Hal ini wajar dalam sebuah kehidupan organisasi, bahkan justru konflik itu yang akan memberikan pengalaman kita bernama `kedewasaan`. Saya bisa merasakan bahwa kapasitas kedewasaan saya meningkat seiring terlibatnya saya dalam sebuah organisasi. Yes, karena dunia organisasi itu tidak terlepas dari yang namanya permasalahan dan permasalahan tersebut yang akan mendidik kita jadi lebih bijak, lebih tepat dan cepat dalam menemukan solusi dan juga akan dicintai oleh Allah swt. Bukankah juga orang yang punya pengalaman organisasi menjadi bahan pertimbangan dalam dunia kerja ????


Thank`s God….

KAHFI Community

That`s my team

Selanjutnya ….

jikalau organisasi adalah sebuah system sirkulasi darah tubuh manusia, maka untuk mengetahui indikator kesehatan organisasi bisa dilihat dari tekanan darah dan kadar oksigen di dalamnya. Apabila tekanannya normal dan Hb dalam kadar yang baik, maka hampir dipastikan bahwa tubuh hidup tersebut sehat.

Jika darah bertindak sebagai informasi, apabila arus informasi lancar, baik dari puncak maupun dari bagian bawah organisasi, maka tubuh organisasi dapat dipastikan sehat. Bayangkan suatu organisasi dimana visi dan rencana-rencana top management dapat mengalir dengan lancar dan cepat ke seluruh bagian. Kemudian problem, keluhan dan ekspresi setiap bagian dapat naik ke atas dengan cepat dan lengkap, persis seperti darah bersih dipompakan dari jantung, dan seluruh darah kotor dialirkan dan ditampung untuk dibersihkan dijantung, dan seterusnya berputar dalam sirkulasi yang sempurna.

Satu hal lagi yang sangat tipikal makhluk hidup, terutama manusia adalah daya imajinasi dan kreatifitasnya. Pada kapasitasnya masing-masing kekuatan ini akan menghasilkan kemampuan untuk survive, berkembang dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya.

Salah satu indikator kesehatan organisasi yang juga penting adalah bagaimana suatu organisasi dapat secara baik mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya. Manusia yang terdesak karena dipaksa bertempat tinggal di kutub utara misalnya, dengan kekuatannya kemudian mampu survive dan bahkan berkembang bersama lingkungannya. Demikian pula kalau kita mau jeli melihat bagaimana setiap makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.

Sekarang saatnya …..

Otak kita pasti punya pengalaman berpikir diluar kemampuan, seperti mengangkat barbel 80 kg yang berada didepan kita, namun pada saat kita perintahkan organ-organ tubuh untuk mengangkatnya, tiba-tiba sinyal dari pinggang dan tangan berkata, bahwa mereka tidak cukup kuat melakukannya. Maka yang terjadi adalah otak kita akan memerintahkan untuk segera berhenti mengangkat atau berpikir sebantar bung saya tak cari bala bantuan.

Kalau organisasi bisa mengadopsi kemampuan seperti itu, jadilah dia organisasi yang sangat handal menghadapi perubahan lingkungannya, sama seperti makhluk hidup sehat beradaptasi dengan lingkungannya.

Oke fren……

Kehidupan organisasi

Selamanya gak akan pernah mati

Jika masih ada yang peduli

Untuk mengukir visi

Visi dan Misi

Adalah bahan bakar setiap organisasi

Kalaulah terjadi friksi,

Kembalilah pada hakekat yang telah disepakati


Teruntuk sahabat

Yuk tetap semangat

Menjemput panggilan umat

Yang sudah ada di depan mripat (=mata)


Wallahua`lam bishowab.

Salam Perjuangan !!!

mujahidmuda

MariefuniM

Label: