Kahfi Training Centre

Senin, 27 April 2009

If do the best, is possible, be a good is not enough








Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahiim

“ Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan “

At Taubah : 105

Alhamdulillahirabbil `alamin ……… segalanya milik Allah semua bentuk kenikmatan dan hanya kepadaNya rasa syukur kita panjatkan. Sholawat dan salam terlimpahkepada Nabi Muhammad SAW yang telah `melahirkan` cahaya Islam di segala penjuru dunia bersama dengan keluarga, sahabat serta pengikutnya yang hingga saat ini ikut mewarisi aktivitas beliau hingga kelak datang hari yang tidak ada pertolongan kecuali pertolongan dari Sang Maha Pemberi Pertolongan.

Masih teringat dengan kata-kata seorang tokoh partai politik beberapa waktu silam di tayangan televis ? sang tokoh suatu partai politik tersebut mengatakan Hidup adalah Perbuatan. Adakah yang salah dengan pernyataan ini ? Ada orang mengomentari pernyataan tersebut dengan sebuah pertanyaan,

“Ya hidup adalah perbuatan, masalahnya perbuatan baik atau perbutaan buruk “

Terlepas dari komentar diatas, saya lewat tulisan ini ingin membahas tentang perbuatan (atau bahasa qur`annya adalah amal) kita dalam menapaki perjalanan hidup di dunia ini. Bukankah setiap amalan itu bergantung kepada niatnya, jika niat itu baik maka sudah bisa dipastikan amalan yang diperbuatnya juga baik, demikian juga sebaliknya jika niatnya buruk bin jelek.

Sudahkah kita perbaharui niat hidup kita saat ini ?

Parameter amal baik yang paling mudah untuk dipahami adalah amal yang kita lakukan untuk yang Maha Baik, Allah azza wa jalla. Segala lini kehidupan kita tujukan hanya untuk Allah saja, sebagai sebuah konsekuensi dari akidah kita. Perlu dicatat bahwa Allah itu Maha baik dan suka kepada kebaikan, bahkan segala sesuatu yang Dia terima adalah yang baik-baik. Oleh karenanya setiap amalan kita mulai dari tujuan hingga cara kita mencapainya juga dilakukan dengan hal-hal yang baik (baca : sesuai syariat)

Islam memandang amal yang baik menurut Allah SWT adalah amal yang dilakukan dengan Itqan dan Ihsan. 2 hal ini merupakan syarat yang kudu dilakukan jika amalan kita ingin optimal dan bernilai barokah di hadapan Allah SWT.

Itqan dalam beramal adalah melakukan pekerjaan dengan kemantapan dan perfectness (= totalitas). Kualitas kerja yang itqan atau perfect merupakan sifat pekerjaan sang kholik dan merupakan nilai-nilai Rabbani, kemudian menjadi kualitas pekerjaan yang islami (an-Naml: 88). Rahmat Allah telah dijanjikan bagi setiap orang yang bekerja secara itqan, yakni mencapai standar ideal secara teknis. Untuk itu, diperlukan dukungan pengetahuan dan skill yang optimal. Dalam konteks ini, Islam mewajibkan umatnya agar terus menambah atau mengembangkan ilmunya dan tetap berlatih. Keterampilan yang sudah dimiliki bukan sebuah jaminan setiap amalan akan itqan, bisa jadi malah akan hilang sebagai akibat meninggalkan latihan. Karena itu, melepas atau menterlantarkan ketrampilan tersebut termasuk perbuatan dosa, jika perbuatan kita menyebabkan kerusakan atau ketidakoptimalan. Konsep itqan memberikan penilaian lebih terhadap hasil pekerjaan yang sedikit atau terbatas, tetapi berkualitas, daripada output yang banyak, tetapi kurang bermutu.

Nha, bagaimana friend, amalan-amlaan kita hingga saat ini ? sudahkan kita beramal secara itqan ???

Teman-teman yang dimulyakan oleh Allah SWT, ternyata itqan saja tidak cukup untuk mencapai amal yang optimal dan mendapatkan barokah. Adalah Ihsan yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberkahan dari setiap amalan kita. Ihsan dalam konteks agama Islam mengandung dua pesan, yaitu :

Pertama, ihsan berarti ‘yang terbaik’ dari yang dapat dilakukan.

Dengan makna pertama ini, maka pengertian ihsan sama dengan ‘itqan’. Pesan yang dikandungnya ialah agar setiap muslim mempunyai komitmen terhadap dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam segala hal yang ia kerjakan.

Kedua, ihsan mempunyai makna ‘lebih baik’ dari prestasi atau kualitas pekerjaan sebelumnya. Makna ini memberi pesan peningkatan yang terus-menerus, seiring dengan bertambahnya pengetahuan, pengalaman, waktu, dan sumber daya lainnya. Adalah suatu kerugian jika prestasi kerja hari ini menurun dari hari kemarin, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits Nabi saw. Keharusan berbuat yang lebih baik juga berlaku ketika seorang muslim membalas jasa atau kebaikan orang lain. Bahkan, idealnya ia tetap berbuat yang lebih baik, walaupun ketika membalas keburukan orang lain (Fusshilat :34, dan an Naml: 125)

Semangat kerja yang ihsan ini akan dimiliki manakala seseorang bekerja dengan semangat ibadah, dan dengan kesadaran bahwa dirinya sedang dilihat oleh Allah SWT.

3 faktor tambahan yang akan menjadikan setiap amalan kita menjadi terbaik adalah Mujahadah, Tanafus dan Ta`awun. Dalam banyak ayatnya, Al-Qur’an meletakkan kualitas mujahadah dalam bekerja pada konteks manfaatnya, yaitu untuk kebaikan manusia sendiri, dan agar nilai guna dari hasil kerjanya semakin bertambah.

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad*diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.

Ali Imran : 142

*cJihad dapat berarti:
1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang Islam;
2. memerangi hawa nafsu;
3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam;
4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang hak.

Mujahadah dalam maknanya yang luas seperti yang didefinisikan oleh Ulama adalah ”istifragh ma fil wus’i”, yakni mengerahkan segenap daya dan kemampuan yang ada dalam merealisasikan setiap pekerjaan yang baik. Dapat juga diartikan sebagai mobilisasi serta optimalisasi sumber daya. Sebab, sesungguhnya Allah SWT telah menyediakan fasilitas segala sumber daya yang diperlukan melalui hukum ‘taskhir’, yakni menundukkan seluruh isi langit dan bumi untuk manusia (Ibrahim: 32-33). Tinggal peran manusia sendiri dalam memobilisasi serta mendaya gunakannya secara optimal, dalam rangka melaksanakan apa yang Allah ridhai.

Bermujahadah atau bekerja dengan semangat jihad (ruhul jihad) menjadi kewajiban setiap muslim dalam rangka tawakkal sebelum menyerahkan (tafwidh) hasil akhirnya pada keputusan Allah

Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.

Hud : 123

Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyerukan persaingan (tanafus) dalam kualitas amal solih. Pesan persaingan ini kita dapati dalam beberapa ungkapan Qur’ani yang bersifat “amar” atau perintah. Ada perintah “fastabiqul khairat” (maka, berlomba-lombalah kamu sekalian dalam kebaikan). Begitu pula perintah “wasari’u ilaa magfirain min Rabbikum wajannah” `bersegeralah lamu sekalian menuju ampunan Rabbmu dan surga` Jalannya adalah melalui kekuatan infaq, pengendalian emosi, pemberian maaf, berbuat kebajikan, dan bersegera bertaubat kepada Allah. Kita dapati pula dalam ungkapan “tanafus” untuk menjadi hamba yang gemar berbuat kebajikan, sehingga berhak mendapatkan surga, tempat segala kenikmatan (al-Muthaffifin: 22-26). Dinyatakan pula dalam konteks persaingan dan ketaqwaan, sebab yang paling mulia dalam pandangan Allah adalah insan yang paling taqwa (al Hujurat: 13). Semua ini menyuratkan dan menyiratkan etos persaingan dalam kualitas kerja.

Oleh karena dasar semangat dalam kompetisi islami adalah ketaatan kepada Allah dan ibadah serta amal shalih, maka wajah persaingan itu tidaklah seram; saling mengalahkan atau mengorbankan. Akan tetapi, untuk saling membantu (ta’awun). Dengan demikian, obyek kompetisi dan kooperasi tidak berbeda, yaitu kebaikan dalam garis horizontal dan ketaqwaan dalam garis vertikal (al-Maidah: 3), sehingga orang yang lebih banyak membantu dimungkinkan amalnya lebih banyak serta lebih baik, dan karenanya, ia mengungguli score kebajikan yang diraih saudaranya.

Kesimpulannya adalah jika berbuat yang terbaik (= itqan, ihsan, mujahadah, tanafus dan ta`awun) itu mungkin dan bisa, mengapa kok puas hanya dengan berbuat baik saja (= asal terlaksana). Rugi no…….

Nha saatnya sudah tiba untuk berbuat yang terbaik untuk umat, kalau nggak sekarang kapan lagi ? karena waktu itu akan terus berlalu dan gak akan pernah terlulang kembali. Kebaikan yang kita ukir saat ini akan menjadikan keuntungan kita esok hari (baca = akherat).

Wassalam ….

Salam Perjuangan !!!

Mujahidmuda

MariefuniM

Label:

Jumat, 24 April 2009

Belajar dari Santri


Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahiim

Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah Saw merapatkan jari-jari tangan beliau). (Mutafaq'alaih)
Alhamdulillah. Segala Puji hanya teruntuk Allah SWT sholawat serta salam semoga selalu terlimpah ruah kepada baginda Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat serta pengikut setianya hingga datang hari akhir kelak.

Awal tulisan ini saya ingin menyampaikan sebuah kata-kata bijak yaitu :
Tim kerja adalah minus “ego” dan plus “we go”
Teamwork is less “ego” and more “we go”
(Brian Biro)

Tim kerja ??? ya itulah yang harus menjadi prinsip dalam mengerjakan sebuah pekerjaan atau mungkin dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Bukankah juga dengan Kerja Tim segala sesuatunya akan mudah dan bisa mengantarkan capaian amal yang barokah ?

Saya ingin memaparkan sedikit cerita yang kami alami sebagai sebuah tim proyek outbound yang dilangsungkan di Pondok Pesantren PABELAN Mungkid Magelang. Terlepas dari semua pikiran `liar` yang menggambarkan mengenai dunia pondok, kami pun dihadapkan pada sebuah realita kehidupan pondok yang menuntut setiap santrinya untuk menguasai ilmu agama tanpa adanya `pemaksaan` (=kedisiplinan tingkat tinggi) sehingga banyak orang berpikiran seorang santri adalah seorang `tahanan` bagi `kyai`nya.

Cerita kami berawal dari sebuah tawaran dari pak EKO –saudaranya- IJAL yang bermaksud meminta bantuan kami untuk memberikan kegiatan outbound untuk memberikan sarana pembelajaran santri di alam terbuka. Hari Senin Pagi, kamipun bertiga (saya, akh heri dan akh nuryadi) bergegas menuju kompleks pondok PABELAN dengan tujuan untuk menyambut tawaran tersebut dan bermaksud survey lokasi sekalian, maklum saja dari kita belum ada yang mengetahui pasti kondisi wilayah disana. Kamipun ditemukan oleh Bu Nurul atau pangggilan akrabnya Bu Ulfa, seorang yang cerdas (terlihat dari kacamatanya) dan seorang `pejuang` (terlihat dari cara bicaranya). Pembicaraan kami pun tidak jauh-jauh dari konsep outbound dan gambaran teknis pelaksanaannya.

Masing-masing dari kami pun saling sahut-menyahut dalam memberikan informasi yang menggambarkan konsep outbound serta teknis pelaksanaanya. Tak lupa juga kami menceritakan tentang pengalaman kami berkiprah di kegiatan outbound sebagai upaya untuk mewacanakan kredibilitas tim kami.

“ Maaf bu, kira-kira apa nggih yang dikehendaki dari pihak sekolah dalam hal pelaksanaan outbound besok ?, Tanya saya untuk memastikan target capaian outbound besok sebagai bahan pembahasan koordinasi malamnya.

“ Insya Allah sederhana saja mas, mengingat santri disini kan banyak yang tinggal di asrama, kami menghendaki jika outbound besok itu melatih kerja tim dan kreatifitas santri ”

“O, njih bu”

Satu hal yang menjadi pertanyaan di dalam otak ini adalah, piye carane outbound yang akan dilaksanakan besok hari kamis bisa berkesan sekaligus menantang, selalu semangat sekaligus padat makna, simpel dalam pelaksanaan sehingga tidak merepotkan. 3 alasan tersebut yang memacu otak kami untuk berpikir strategis dalam menyukseskan kegiatan outbound. Sukses ??? ya satu kata yang diberikan ke sekolah dan menjadi jaminan kita untuk kegiatan serupa di lain waktu. Dengan kata lain, jika kita sukses dan lancar dalam pelaksanaan outbound, insya Allah tyidak mustahil akan membuka pintu rezeki kita di lain waktu dan di tempat yang sama.

Beberapa pertanyaan kami di atas pun kami pecahkan bersama senin malam di kontor bin secretariat kita, Musholla Al Muhajirin. Malam itu pun koordinasi dimulai jam 20 sampai 22 (Alhamdulillah ternyata cukup efektif juga koordinasi kita) Hasil koordinasi pun menyimpulkan mengenai pelaksanaan teknis outbound dengan 2 alternatif. Alternatif pertama adalah jika sekolah menghendaki adanya flying fox (karena saat ketemu dengan Bu Ulfa, belum ada kesepakatan untuk pake flying fox atau tidak). Dan alternative kedua adalah tanpa menggunakan flying fox, namun dengan konsekuensi kami harus menyediakan 6 POS permainan untuk menggantikan permainan flying foxnya. Adapun tim outbound yang akan melaksanakan proyek tersebut adalah 6 orang laskar ijo lumut (halah …….6x) yaitu : saya (pimpro), pak parjono, akh heri, akh ijal, akh nuryadi dan akh tevri.

H - 2 sebelum kami siapkan untuk memprepare segala kebutuhan mulai dari perlengkapan hingga kesiapan tim trainer. Weit`s…..ternyata setelah dikonfirmasi akh tevri belum bisa bergabung dalam tim kali ini dikarenakan sedang sakit cacar air sehingga menuntut dirinya untuk beristirahat sejenak. Saya pun harus mencari pengganti, yang sebenarnya dari tim inti sudah tidak ada yang bisa menggantikan. Nha, baru H – 1, tepatnya setelah mengikuti forum evaluasi pelaksanaan PEMILU saya pun mengkonfirmasi ke seluruh trainer untuk mempersiapkan segala sesuatunya terkait dengan perkap hingga materi permainan. Dan Alhamdulillah, saat mengkonfirmasi akh heri, blio menyarankan untuk menghubungi akh beni samsuri (syukron akh heri atas idenya). Saat itu juga saya kemudian memencet angka yang diberikan akh heri yang tiada lain dan tiada bukan adalah nomernya akh beni.

Tuuuuut……tuutttuuuutttt……. Assalamu`alaikum ?

“ Wa`alaikumsalam… ini akh beni ya, gini akh saya minta tolong ntum untuk bantu jadi trainer outbound besok pagi bisa ? ”

“ Ya Insya Allah bisa. Sampai jam berapa ?”

“ Ya seperti biasa paling sampai ashar. Kita besok berangkat j6.30, lha Ntm besok langsung ke tempat akh nuryadi sebelum jam 6.30, syukron akh ”

Pfiuuh…wis-sudah beban itu terselesaikan.

Akhirnya saat itu pun tiba…….
Setelah memastikan semuanya sudah OK, sembari menunggu akh rofi sang dokumentator yang akan menemani sekaligus mengabadikan setiap moment outbound kali ini, saya pun memanasi kuda shogun dan mengambil spanduk di rumah akh naser. Tepat sekitar 15 menit kemudian datanglah suara mesin motor alfa 2 R yang ditunggangi oleh akh rofi. Tanpa ba…bi….bu…. lagi saya pun langsung beranjak ke kuda shogun saya dan mempersilahkan akh rofi untuk mbonceng dibelakang karena jam 6.30 harus sudah stand by di depan RSUD Sleman untuk janjian dengan temen2 yang lain.

Sekitar 20 menit menunggu, datanglah dari kejauhan akh ijal dan akh heri sambil kerepotan membawa perlengkapan outbound. Akh rofi puin menawarkan diri untuk membantu membawakan sebagian perlengkapan outbound tersebut. Tak lama kemudian sang jendral `pak parjono` pun menyusul dengan `belalang tempur` dan kostum kahfi lengkap dengan kacamata hitam pelindung `samber moto`nya. Weit`s ……lha akh nuryadi dan akh beni kemana ??? ternyata blio berdua masih dibelakang dan saya pun ijin untuk mendahului karena akan mampir pom bensin .
Tepat jam 6 lebih 55 jam tangan saya pun menjadi saksi perjalanan kami menuju Pondok Pesantren Pabelan Mungkid Magelang, walaupun dalam hati ini sedikit bimbang karena akh beni yang ditunggu-tunggu belum kelihatan juga dan pa knur sudah melaju kencang menuju lokasi meninggalkan kami.

“ Pak ada nomor akh beni yang lain tidak, saya menghubungi yang simpati gak ada jawaban je” tanya saya ke pak parjono

“ Wah kebetulan saya juga punyanya cuma yang simpati jg, mungkin akh heri “

Tak lama kemudian, diatas motor juga kami berbincang ada sms masuk di HP akh beni yang intinya menanyakan lokasi outboundnya. Akh heri pun dengan sigap membalasnya.
Sekitar 15 kaim memacu motor, tibalah kami di pasar muntilan yang pada waktu itu suasana lumayan rame dipadati oleh para pedagang dan calon pembeli dagangan. Tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya, bahwa satu hal yang belum terbawa adalah hadiah yang akan diberikan kepada peserta sekaligus kenang-kenangan kami yang bisa menambah kesan outbound nanti. Dan motor kami pun bertengger di salah satu took kelontong yang lumayan lengkap.

Subhanallah…….kami belajar dari sebuah took milik orang cina. KEdatangan kami pun disambut hangat penuh senyum dan ramah dari sang pemilik took dan 2 orang pramuniaganya. Tak cuma sapaan hangat dari si empunya toko saja, mereka pun melontarkan beberapa pertanyaan kepada saya dan akh ijal yang intinya Apa yang ingin dibutuhkan. Luar biasa !!!! terlepas dari latarbelakang agama apa yang dianutnya, nampaknya sistem bisnis yang mereka bangun -walaupun hanya sebatas toko kelontong- tidak terlepas dari nilai-nilai islami.

Setelah 10 menit perjalanan dari took tersebut kami pun telah sampai di bawah plang pondok pesantren pabelan dan hati inipun masih cemas dan ragu-ragu karena akh beni belum datang juga sehingga memutuskan saya untuk membagi tugas dengan pak parjono, akh ijal, akh rofi dan akh heri. Tetapi …. sesaat kemudian, rung…rung….rung…rung… motor Yamaha King-nya akh beni pun melintas di belakang kami. Alhamdulillah …… akhirnya datang juga !! berarti selesai sudah penderitaan batin ini.

Tak lama kemudian kamipun tiba di kompleks Pondok Pesantren Pabelan dan langsung dipersilahkan menuju rumahnya bu Ulfa untuk diberikan salam kedatangan dari pihak pondok. Disitu pun kami diperkenalkan dengan tim pendamping dan pimpinan pondok pesantrennya selama 20 menitan.

Tibalah saatnya ……..

Seperti biasa sebelum kami melakukan outbound, kami melakukan briefing terlebih dahulu dengan tim pendamping dan para trainer sekaligus memberikan lembar penilaian dan arahan debriefingnya. Setelah selesai debriefing pun, masing-masing dari kami pun konsentrasi pada tanggungjawabnya, saya, akh heri, pak parjono dan akh ijal menginstall alat di POS, sedangkan akh nuryadi dan akh beni memandu streaching peserta. Selama proses streaching hingga ice breaking dilakukan semangat peserta pun seakan terbakar dengan suguhan streaching dan ice breaking kami yang waktu itu adalah rubah rusa, all stand up dan ikatan ukhuwah. Yel-yel pun tak lupa kami adukan pada masing-masing kelompok sehingga aura persaingan pun sudah muncul.

Sekitar 40 menit streaching dan ice breaking, masing-masing kami pun berperan sebagai bintang POS outbound yang siap melayani setiap kelompok. Kebetulan saya ada di POS III Electrical Fence, pak parjono ada di POS II Time Bomb, akh ijal di POS I Safing Ball, akh beni di POS V Human Tower, akh heri di POS IV dan akh nuryadi di POS VI make ur vision. Oya satu lagi sahabat kita yang selalu setia mengabadikan setiap momen dan peristiwa yang ada, akh rofi (syukron akh atas kerjasamanya)

Permainan pun berlangsung selama kurang lebih 4 jam …..

Luar biasa dan menginspirasi serta menyemangati. Kurang lebih itu pendapat saya saat menyajikan permainan outbound untuk santri Pabelan. Kami pun sebagai seorang trainer banyak belajar dari pengalaman ini. Terlihat dari awal hingga akhir dan setiap kami lontarkan pertanyaan apa kabar anda hari ini, mereka dengan semangat dan kompak Alhamdulillah, luar biasa ALlahu Akbar. Benar-BEnar peserta outbound yang luar biasa !!! Terlebih lagi diakhir permainan kami menyuguhkan permainan Ular Terpanjang untuk mencari kelompok terbaik dan berhak menerima bingkisan dari kami. Lagi-lagi Luar biasa, semangat mereka pun kembali diuji untuk menampilkan `karya` ular terpanjang. Tak sedikit dari mereka melucuti semua aksesoris yang melekat ditubuh mereka (karena peraturannya begitu) mulai dari slayer, tali sepatu, jaket kaos kaki bahkan ada yang rela mencopot kalung kesayangannya untuk dirangkaikan dalam tali agar menjadi kelompok terbaik.

Subhanallah…..panas lantai lapangan basket itupun tidak menyurutkan semangat dan obsesi mereka. Selain itu disaat-saat pemaknaan berlangsung kami pun dikejutkan dengan serentetan yel-yel yang mereka buat dengan penuh kreatif dan semangat. Tak hanya yang putra saja, peserta putrid pun tak kalah semangat untuk menyuguhkan yel-yel yang sama. BAhkan diantara mereka saling sahut-sahutan yel-yel, Luar biasa, meriah bagai sebuah pesta.

Alhamdulillah …..semoga apa yang kami suguhkan ini merupakan sarana pembelajaran untuk kami, mereka dan untuk semua saja yang terlibat dalam kegiatan outbound berama Pondok Pesantren Pabelan bahwa obsesi, semangat, kerja tim dan kreatifitas itu akan menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa. BIsa jadi sebuah kekuatan yang akan mengantarkan kepada kejayaan Islam.

Wallahu a`lam

Special thank`s for :
Bu Nurul Faiza – Wakil Kesantrian Pondok Pesantren Pabelan Mungkid Magelang
Bpk Nurhamid, Mega Saputra, Iqbal Saputra, Rohmanto, Abdul ROhmatullah, Yasser Azka, Pak SIdiq, Fitriana, Siti Aminah, Lativah, Isnatul Arifah – Tim Pemandu kelompok Putra dan Putri
Laskar Ijo Lumut – Suparjono, Nuryadi, Jazuli, Heriyanto, Beni Samsuri, Uni Marzocchie
Fotographer – Ade Rofiul Husna –
Dan segenap santriwan dan santriwati Pondok pesantren PABELAN yang menyemangati dan memberikan kami banyak isnpirasi dalam menapaki perjuangan ini.

Wassalamu`alaikum Wr. Wb.

Salam Perjuangan !!!
mujahidmuda
MariefuniM