Raih kasihNya dengan mencintai

Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahiim
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Al Anbiyaa` : 107
Puji Syukur hanya terucap dan teruntuk Allah SWT saja, Tuhan sekalian Alam, sang Raja pengasa hari pembalasan, sang `presiden` ketika hari perhitungan, tiada sekutu bagiNya. Sholawat dan salam selalu terlimpah ruah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para mujahid yang selalu meneladani akhlak beliau termasuk juga untuk pengikut setianya hingga datangnya hari akhir kelak.
Amien.
Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 14 Februari 2009 banyak diantara saudara-saudara kita yang masih terjebak dalam kungkungan budaya zionis dan antek-anteknya. Ya, hari itu banyak orang menyebutkan hari berkasih sayang alias Velentine`s Day. Mulai dari iklan-iklan radio hingga event-event yang diselenggarakan di mall dan supermarket semuanya terhipnotis untuk menyambut hingga memperingatinya. Hari valentine seakan-akan layaknya sebuah agama baru yang mewajibkan pengikut faham `coklat giving` kudu melakukannya sebagai sebuah dalih kasih sayang.
Di Yogya budaya Valentine cukup masive di sekolah-sekolah, selain itu sebuah Radio swasta terkenal mengadakan program kuis bekerjasama dengan produk kecantikan yang intinya saling mengungkapkan kasih sayangnya melalui siaran radio (weleh….weleh…..weleh……weleh……) Lain lagi ceritanya ketika saya berkunjung ke kota Pahlawan (Surabaya) saat silaturahiim ke tempat mbak Isti dan menjemput rezeki disana. Beberapa mall besar di kota yang seakan gak pernah mati tersebut menggelar acara bertajuk merah jambu, dari dekorasi hingga pakaian MCnya serba merah jambu (weits jangan su`udzon dulu lho, kebetulan saya n beberapa ikhwah –temen mbak isti- disana mengajak saya untuk menyelami dunia remaja dan remaji kota Suroboyo. Itu baru mall-nya saja, belum lagi `pagelaran akbar` disebuah lokalisasi pramuria terkenal di Surabaya (gang `dodolan nafsu syaithony` alias Dolly), untuk memperingati hari valentine pengelola lokalisasi tak tanggung-tanggung menggelar diskon khusus mulai dari kelas tukang becak hingga kelas hotel berbintang. Astaghfirullah …… ya itulah deskripsi singkat kota Surabaya, sebagai sebuah kota metropolitan yang perlu banyak perjuangan dakwah disana.
Berbicara masalah dakwah nampaknya nasehat nomor Sembilan dari buku Muhammad sebagai Pedagang bisa memberikan sebuah gambaran akan pentingnya kita menebar kasih sayang. BUkankah dakwah itu juga penuh dengan kasih sayang, selain di Al Qur`an nyata-nyata juga tersurat ungkapan kasih sayang, “Tidak ada satu makhluk pun yang diciptakan kecuali telah lengkap dengan rezekinya.” Penafsiran Aa` Gym akan ayat ini adalah bahwa kita sama sekali tidak disuruh mencari rezeki (lha wong ra ono sing mbuwang tho?), melainkan menjemput rezeki. Karena sesungguhnya rezeki sudah ada begitu kita diciptakan. Setidak-tidaknya ada tiga macam rezeki, yaitu rezeki yang dijamin (materi, jodoh) rezeki yang digantungkan (pangkat, jabatan, popular) dan rezeki yang dijanjikan (surga firdausi).
Lha truz, apa bedanya mencari dan menjemput ? Yo jelas bedho no, kalau mencari bisa ada dan bisa tidak. Akan tetapi kalau menjemput yah sudah pasti ada. Masalahnya belum tentu ketemu saja yang kesemuanya bergantung pada ketrampilan kita dalam menjemputnya. Dengan kesadaran dan kepahaman kita terhadap Allah yang Maha Kaya dan Maha Mengkayakan, tentu kita percaya bahwa rezeki sama sekali tidak hilang atau terhalang oleh pesaing. Justru dengan adanya pesaing bukankah semakin menunjukkan produk suatu perusahaan itu berkualitas atau kualitas ecek-ecek saja, tetapi munculnya pesaing merupakan motivasi bagi entrepreneur untuk berinovasi dan berkreasi untuk mengembangkan produknya. So, saatnya kita sekarang untuk mencintai pesaing.
Mencintai pesaing ? kok iso ? bukane dunia bisnis yang ada sekarang persaingannya kian sengit dan rumit, maaf bahkan pengalaman-pengalaman yang sudah, gara-gara pesaing seorang entrepreneur malah jadi pusing. STOP ! simpanlah segala kekhawatiran itu, karena ada beberapa alasan untuk bisa mencintai pesaing.
Pertama, Education the Customers
Lebih dari 20 tahun silam pelopor positioning AL Ries emnasehatkan, bersikap bersahabatlah terhadap pesaing. AL Ries terus mencontohkan, Coca Cola sebenarnya berutang budi kepada Pepsi Cola. Hal ini karena perseturan antara Coke dan Pepsi membuat konsumen semakin sadar akan keberadaan minuman kola. Kenapa harus kola ka nada minuman lainnya semisal the botol, jus buah, energy drink atau lainnya. Kalau Coke bermain sendiri maka dia akan kelabakan dalam mendidik atau mengedukasi konsumen untuk menyukai kola.
Kedua, Gathering the Customers
Dalam bahasa yang lugas dan cerdas, Bapak Marketing Indonesia Hermawan KErtajaya pernah mengumpamakan tentang seorang pedagang martabak akan kewalahan jika jualan sendirian. Ia akan sangat terbantu jika pedagang martabak yang lain ikut jualan disampingnya. Dengan begitu calon pembeli akan dimudahkan untuk mencari produk martabak di sebuah sentral pedagang martabak. Hal ini yang kemudian kita jumpai ada pasar kerajinan, pasar ikan, pasar murah meriah, pasar `klithikan` dan lain sebagainya yang intinya melokalisir sejumlah pedagang dengan produk yang sejenis.
Ketiga, Expanding the Market
Pernah mendengar sebuah ungkapan “Kalau makan kue sendirian bisa eneg, mendingan makannya bareng-barang” Selama ini dalam benak kita terhadap munculnya pesaing dapat memperkecil irisan kue (market share) yang selama ini kita nikmati. Itu memang benar, tetapi mohon dicatat dan direnungkan baik-baik. Pada waktu yang sama hadirnya pesaing malah justru memperbesar ukuran kue (market size). Inilah manfaat utamanya dari persaingan, yaitu mengedukai dan menghimpun konsumen sehingga pada akhirnya memperluas pasar secara keseluruhan.
Keempat, Improving Self-Performance
Pepatah yang sering terdengar sebagai sebuah hikmah yang bermakna dalam adalah “Semakin tinggi pohon, semakin kuat anginnya” Itu pula yang berlaku dalam rimba bisnis. Namun demikian, kami menganjurkan : jangan takut, jangan benci dan jangan pula meremehkan pesaing. Karena di satu sisi memang Allah-lah yang menciptakan pesaing. Itu sudah sunnatullah. MAlah nek boleh dikatakan persaingan itu adalah anugerah bukan musibah. Secara sederhana juga Aa`gym mengambil analogi, “Apa gunanya jadi juara umum kalau ternyata balap karung sendirian? APa gunanya jadi juara dunia kalau ternyata lawannya hanya anak TK?” sekali lagi munculnya pesaing dalam bisnis akan menggedor kemampuan potensi terpendam kita, lha bukankah itu adalah sbeuah anugerah ?
Kelima, Conducting Benchmarking
Persaingan yang ada ibarat sebuah kayu ukur. Maksudnya adalah nyatanya pesaing lebih lihai dan piawai daripada kita, ya sudah, tiru saja. Jangan sungkan-sungkan, inilah yang disebut dengan Benchmarking, salah satu maneuver ampuh bagi setiap pemain untuk naik level. Bukankah juga meniru adalah tingkat kreativitas paling rendah ? Sekali lagi jangan sungkan. Terapkan metode ini : ATM Amati, Tiru dan Modifikasi, That`s it. ATau kalo pernah berkunjung ke taman pintar ada 5 N : Ndelokake – Niteni – Nirokake – Nambahi – Nemokake (Melihat – Mangamati – Menirukan – Menambahi – Menemukan)
Keenam, Creating Positive Image
Manfaat berikutnya, persaingan akan mencurahkan citra positif kepada seluruh pemain. Contoh sedrhananya adalah seorang polisi akan bias naik pangkat jika telah menunjukkan kinerja yang sudah dilakukan. Berapa banyak kasus yang telah diselesaikan, berapa penjahat yang sudah diamankan, berapa banyak `setoran` yang di sampaikan (weit`s ….. untuk yang ini Wallahu a`lam) Bahasa sederhananya untuk mendapatkan hasil yang terbaik, bisa jadi pesaing bisa diciptakan sehingga akan selaras dengan ungkapan “We are born to complete, not to compete”
Jadi berbahagialah kita yang mempunyai pesaing sehingga dapat memunculkan potensi dan kemampuan kita, tim kita, jamaah kita.
Saat ini, saya akan mencoba untuk membawa pembicaraan diatas dalam konteks dakwah. Salah satu oleh-oleh yang saya bawa pulang dari perjalanan 3 hari di Surabaya adalah oleh-oleh jiddiyah dan obsesi. Bagi saya, kondisi yang ekstrim terkadang perlu kita alami untuk belajar memunculkan segenap potensi yang kita punyai.
Surabaya berbeda dengan Yogyakarta. Kalau boleh saya mengatakan kenampakan dakwah disana merupakan kenampakkan Jogja di tahun 1999 yang lalu. Sehingga saya melihat perjuangan para ikhwah disana dalam melakukan aktivitas dakwah cukup memberikan pengalaman yang berarti bagi saya saat beraktivitas di Jogjakarta, khususnya di Sleman. Satu kata,kita patut bersyukur. Sebagai contoh, pengampuan amanah keDPCan di Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya Barat hanya diampu oleh 10 orang kader saja (5 orang ikhwan dan 5 orang akhwat), ya cuma itu kader seDPC sementara mereka harus bergerak melawan Basis Partainya mbak Mega dan mas Jusuf Kalla. Sehingga kondisinya adalah kualitas kadernya tidak diragukan lagi, saya banyak belajar dari mereka. Lha truz basis masa jamaah kita dimana ? Basis masa orang-orang tarbiyah adalah di wilayah Gubeng (kalau sini ya daerah pogung dan sekitarnya) karena terdapat beberapa kampus yang ada disana seperti Airlangga, ITS dan UNESA, tapi juga hampir sama kondisinya dengan Jogja, karena rata-rata mahasiswa adalah orang pendatang dari mojokerto, malang, jombang, blitar dan sekitarnya sehingga pergeraknnya kurang bisa masiv dan sifatnya adalah kader pendukung saja. Akhirnya sepulang dari sana saya berdoa untuk keistiqomahan ikhwah di Surabaya sehingga bisa mewujudkan target 12 kursi anggota dewan yang tahun 2004 kemarin hanya 3 orang saja (400 % bung !!!).
Nha terlepas dari cerita saya di Surabaya nampaknya keenam panduan untuk mencintai pesaing diatas dapat kita manfaatkan untuk bergerak dalam aktivitas dakwah kita sehingga dakwah yang kita lakukan ini adalah dakwah yang sustain and survive (bertahan dan berkesinambungan), kalaulah ada pesaing jadikan sebuah motivasi untuk menjadi yang terbaik tanpa harus menghancurkan pesaing.
Wis-Sudah `kajian` buku tentang Muhammad sebagai Pedagang ini. Semoga bisa diambil manfaat dan barokahnya baik ketika kita ingin memulai usaha, saat merintis usaha atau disisi lain disaat kita beraktivitas dalam dakwah. Karena dakwah dan bisnis tak dapat dipisahkan, bahkan keduanya adalah saling mendukung. Nha, untuk tulisan selanjutnya ingin saya paparkan mengenai Dakwah dan Bisnis : Sama Pentingnya. So, don`t go anywhere, insya Allah kita ketemu dalam forum yang sama dan dalam nasehat-nasehat yang berbeda, intinya bisa menyemangati, mengobsesi dan menginspirasi karena itulah bahan bakar abadi dalam kita menapaki jalan perjuangan ini.
Hayya bil Jihad !!! !!!
Rahmat Semesta Alam
Allah limpahkan rahmat-Mu selalu
Kepada semesta Alam, kepada hamba-Mu
Allah curahkanlah karunia-Mu selalu
Kepada utusan-Mu, kepada rasul-Mu
Allah berikanlah hidayah-Mu selalu
Mudahkanlah kami `tuk menemukan jalan-Mu
Allah bukakanlah ampunan-Mu selalu
Selamatkan kami saat kembali kepada-Mu
(take from Andalus feat Khalifah lyrics of nasheed)
Terakhir dari buku ini ada 10 tip menarik yang bisa melipatkan rezeki:
1.Meletakkan syukur sebagai `uang muka`
2.Membiasakan `sholat bisnis`
3.Dzikir secara otak Kanan
4.Menyegerakan Sedekah
5.Memperbanyak Sedekah
6.Mengosongkan sepertiga isi Lemari Baju
7.Melapangkan kening, Melapangakan Rezeki
8.Berpikir Positif ke tiga Arah
9.Menciptakan Pesaing
10.Memastikan factor Pengali dan factor Pemenuhan
Salam Perjuangan !!!
mujahidmuda
MariefuniM
(realmujaheed.wordpress.com)
Label: cinta dan mencintai
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda