Berani, Ahli dan peka Nurani
Assalamu`alaikum Wr.
A`udzubillahiminasysyaithaanirrajiim, Bismillahirrahmanirrahiim
Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahan kamu bersyukur.
[1173]. Pembawa berita gembira maksudnya: Awan yang tebal yang ditiup angin lalu menurunkan hujan. Karenanya dapat dirasakan rahmat Allah dengan tumbuhnya biji-biji yang telah disemaikan dan menghijaunya tanaman-tanaman serta berbuahnya tumbu-tumbuhan dan sebagainya.
[1174]. Yaitu: dengan seizin Allah dan dengan sekehendak-Nya.
Alhamdulillahirabbil`alamiin, Segala puji hanya milik Allah semata, Penguasa Jagad Raya, tiada yang pantas disembah kecuali Dia dan kepadaNya besok kita akan kembali. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada junjungan Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat serta pengikut setianya hingga datangnya yaumil akhir.
Dalam menjalani aktivitas dakwah ini hendaknya kita tidak terlepas dari Tripod Kerja yang bersumber pada potensi dasar yang kita miliki. Lho kenapa kok disebut Tripod Kerja ? Tripod adalah alat bantu yang biasa digunakan dalam kamera yang fungsi utamanya adalah membantu menyangga kamera. Kalau dalam dunia fotografi, Tripod berfungsi untuk mengurangi goncangan kamera digital saat menekan shutter sehingga hasil foto bisa tajam tidak blur/terkesan gak jelas. Secara morfologi Tripod terdiri dari tiga kaki yang menyangga tuas tempat meletakkan kamera sehingga secara mandiri Tripod bisa berdiri sendiri.
Tripod Kerja, itulah inti pelajaran ke-7 dari buku Muhammad sebagai Pedagang yang saya ambil sebagai sumber tulisan kali ini. Lebih tepatnya adalah sudah tegakkah Tripod dalam diri kita secara seimbang ? yaitu keberanian (Courage), Kemahiran (Competence) dan Kepekaan Murni (Conscience). Tripod Kerja ini juga boleh diistilahkan dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Dalam artian keras AQnya, cerdas EQ dan IQnya serta ikhlas SQnya. Dengan bertumpu pada tripod kerja ini maka jadilah kombinasi paripurna antara hand, head dan heart (nha, itu dia potensi yang kita punya, Betul ?)
Keberanian yang dimaksud adalah keberanian untuk mencoba dan terus mencoba. Tentang keberanian ini, Allah telah melontarkan kalimat motivasi di dalam Al Qur`an “ Mengapa engkau takut kepada selain Allah?” Oke fren, berbicara realita kehidupan, disekeliling kita, atau malah kita sendiri, banyak orang ketika ingin menghadap pejabat, boz atau seseorang yang mempunyai derajat lebih tinggi biasanya memiliki rasa ketakutan dan perasaan jangan….jangan….. atau sering otak berpikir, pak/ibu itu akan marah nggak ya kalau pakai pakaian ini ….. atau mungkin berpikir njlimet tentang bagaimana sikap yang harus dilakukan kalau berkata seperti ini …., nha pernahkah punya pengalaman seperti itu ? bagi saya adalah manusiawi, lumrah perasaan yang luar biasa menghantui langkah kita mungkin saat mau ketemu dengan seseorang yang mempunyai derajat lebih tinggi diatas kita. Tapi, sekali lagi pertanyaannya adalah Mengapa kita lebih takut dengan makhluk dibandingkan dengan sang Kholik ? Yo podo evaluasi yo ….. atau perasaan takut gagal, takut gak berhasil, takut diketawakan orang, takut gak didengarkan, takut didebat atau ketakutan-ketakutan yang lain, padahal Dia selalu memberikan pertolongan jika kita meminta pertolongan. So, intinya adalah ketakutan yang ada di kepala kita belum tentu terjadi, jadi Berani adalah sebuah solusi, pun termasuk berani untuk mengusir ketakutan dalam otak kita, Setuju ?
Kaitannya dengan dunia entrepreneur, dituntut untuk memiliki sifat keberanian. Berani mengambil resiko dan menentukan keputusan, karena dibandingkan profesi yang lain, nyata-nyata profesi ini jauh lebih dinamis dan menyimpan ketidakpastian. Mau tidak mau, sudi tidak sudi seorang entrepreneur kudu berani menyongsong segala ketidakpastian yang kadang kala tidak menyenangkan.
Ternyata, keberanian saja tidak cukup. Keberanian haruslah diiringi dengan kemahiran, kerja keras mestilah diiringi dengan dengan kerja cerdas karena tanpa itu sama saja dengan jalan ditempat. Oleh karenanya perlu setiap kita memperkaya diri dengan wawasan pengetahuan (tsaqofah). Yah bukan semata-mata pengetahuan terhadap produk (product knowledge), tetapi juga pengetahuan yang mendalam mengenai pelanggan (customer knowledge), pesaing (competitor knowledge) dan lingkungan (environment knowledge). Dengan demikian lambat laun kita akan semakin akrab dengan terminology management information system, customer database, competitive intelligence, market research.
Kaitannya dengan dunia dakwah, pengetahuan diatas juga bisa diterapkan. Bagaimana kita bisa mendesain produk dakwah yang bisa mengena di masyarakat (mad`u) setelah sedikit menganalisis kondisi sekitar terkait dengan siapa, hambatan, peluang dan dukungan.
Setelah mengupas keberanian dan keahlian tersebut, saatnya kita cermati mengenai peka Nurani. Rasulullah yang mulia memberikan anjuran “Sampaikanlah kabar gembira dan Jangan menakut-nakuti, Permudahlah dan Jangan Mempersulit” Bukankah ini adalah metode dakwah yang penuh dengan ajaran humanisme dan sesuai dengan hati nurani manusia sebagai obyek dakwah kita.
Ditarik dari sisi entrepreneur, anjuran Rasulullah tersebut memberikan kemudahan untuk pembeli dalam melakukan interksi jual beli. Penjual dan Pembeli masing-masing menyandang hak pilih untuk mengesahkan atau membatalkan jual beli selama sebelum berpisah, itu ketentuannya. Ada lagi dalil dalam Al Qur`an bahwa Janganlah engkau mengambil harta sesama dengan cara yang batil, kecuali dengan perniagaan yang berdasarkan kesukarelaan antara satu sama lainnya. Lagi-lagi nurani berbicara. DUnia nyata ternayat berbeda saudara-saudara, betapa sering entrepreneur memainkan kolusi dari penguasa dengan dalih `surat sakti` yang bertujuan semata-mata untuk memenangkan suatu transaksi. Sangat jelas, hal ini yang dirugikan adalah pihak penjual karena konsumen tetap membeli kendati tanpa ada kesukarelaan. Pemaksaan ini kesalahan penafsiran Political Power dalam Mega Marketing usulan Philip Kotler oleh pelaku-pelaku ekonomi yang kapitalis. Hal ini akan bisa berhasil dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang yakinlah tidak ada satu entitas bisnis yang sanggup survive dan sustain jika semata-mata mengandalkan pemaksaan berupa perpanjangan tangan penguasa.
Finally, Seorang entrepreneur ataupun aktivis dakwah sejati ketika melakukan aktivitasnya kudu menjaga nilai-nilai yang sudah digariskan. Dengan demikian sewaktu ia menerima sesuatu dari hasil aktivitasnya itu, dirinya akan jauh lebih berharga daripada yang ia dapatkan. Seandianya hartanya dirampas, kantornya hancur, gelarnya dicopot atau putusnya urat nadi ini sungguh ia tidak akan kehilangan satu apa pun. Karena nilai-nilai itu sudah melekat pada dirinya. Jadi, tegakkanlah Tripod Kerja yang seimbang. Dan kepekaan nurani salah satunya.
Di dunia ini, tidak ada pekerjaan yang patut diabaikan, kalau dilaksanakan dengan rasa percaya diri dan penuh kreatifitas. Lakukanlah apa yang dikatakan oleh kata hati, Lakukanlah itu sedemikian rupa sehingga orang lain yang melihatnya dan ingin menyaksikan kita melakukannya berulang kali
--- Dan Zadra ----
Amal yang bagus tidak pernah dilakukan dengan darah dingin. Bahkan Panas diperlukan untuk menempa segala sesuatu. Prestasi-prestasi besar sebenarnya adalah kisah tentang hati yang menyala-nyala
(Good work is never done in cold blood, heat is needed to forge anything. Every great achievement is the story of a flaming heart)
--- A.G. Carlson ---
Wassalamu`alaikum Wr. Wb.
Salam Perjuangan !!!
mujahidmuda
MariefuniM
(realmujaheed.wordpress.com)
A`udzubillahiminasysyaithaanirrajiim, Bismillahirrahmanirrahiim
Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahan kamu bersyukur.
[1173]. Pembawa berita gembira maksudnya: Awan yang tebal yang ditiup angin lalu menurunkan hujan. Karenanya dapat dirasakan rahmat Allah dengan tumbuhnya biji-biji yang telah disemaikan dan menghijaunya tanaman-tanaman serta berbuahnya tumbu-tumbuhan dan sebagainya.
[1174]. Yaitu: dengan seizin Allah dan dengan sekehendak-Nya.
Alhamdulillahirabbil`alamiin, Segala puji hanya milik Allah semata, Penguasa Jagad Raya, tiada yang pantas disembah kecuali Dia dan kepadaNya besok kita akan kembali. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada junjungan Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat serta pengikut setianya hingga datangnya yaumil akhir.
Dalam menjalani aktivitas dakwah ini hendaknya kita tidak terlepas dari Tripod Kerja yang bersumber pada potensi dasar yang kita miliki. Lho kenapa kok disebut Tripod Kerja ? Tripod adalah alat bantu yang biasa digunakan dalam kamera yang fungsi utamanya adalah membantu menyangga kamera. Kalau dalam dunia fotografi, Tripod berfungsi untuk mengurangi goncangan kamera digital saat menekan shutter sehingga hasil foto bisa tajam tidak blur/terkesan gak jelas. Secara morfologi Tripod terdiri dari tiga kaki yang menyangga tuas tempat meletakkan kamera sehingga secara mandiri Tripod bisa berdiri sendiri.
Tripod Kerja, itulah inti pelajaran ke-7 dari buku Muhammad sebagai Pedagang yang saya ambil sebagai sumber tulisan kali ini. Lebih tepatnya adalah sudah tegakkah Tripod dalam diri kita secara seimbang ? yaitu keberanian (Courage), Kemahiran (Competence) dan Kepekaan Murni (Conscience). Tripod Kerja ini juga boleh diistilahkan dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Dalam artian keras AQnya, cerdas EQ dan IQnya serta ikhlas SQnya. Dengan bertumpu pada tripod kerja ini maka jadilah kombinasi paripurna antara hand, head dan heart (nha, itu dia potensi yang kita punya, Betul ?)
Keberanian yang dimaksud adalah keberanian untuk mencoba dan terus mencoba. Tentang keberanian ini, Allah telah melontarkan kalimat motivasi di dalam Al Qur`an “ Mengapa engkau takut kepada selain Allah?” Oke fren, berbicara realita kehidupan, disekeliling kita, atau malah kita sendiri, banyak orang ketika ingin menghadap pejabat, boz atau seseorang yang mempunyai derajat lebih tinggi biasanya memiliki rasa ketakutan dan perasaan jangan….jangan….. atau sering otak berpikir, pak/ibu itu akan marah nggak ya kalau pakai pakaian ini ….. atau mungkin berpikir njlimet tentang bagaimana sikap yang harus dilakukan kalau berkata seperti ini …., nha pernahkah punya pengalaman seperti itu ? bagi saya adalah manusiawi, lumrah perasaan yang luar biasa menghantui langkah kita mungkin saat mau ketemu dengan seseorang yang mempunyai derajat lebih tinggi diatas kita. Tapi, sekali lagi pertanyaannya adalah Mengapa kita lebih takut dengan makhluk dibandingkan dengan sang Kholik ? Yo podo evaluasi yo ….. atau perasaan takut gagal, takut gak berhasil, takut diketawakan orang, takut gak didengarkan, takut didebat atau ketakutan-ketakutan yang lain, padahal Dia selalu memberikan pertolongan jika kita meminta pertolongan. So, intinya adalah ketakutan yang ada di kepala kita belum tentu terjadi, jadi Berani adalah sebuah solusi, pun termasuk berani untuk mengusir ketakutan dalam otak kita, Setuju ?
Kaitannya dengan dunia entrepreneur, dituntut untuk memiliki sifat keberanian. Berani mengambil resiko dan menentukan keputusan, karena dibandingkan profesi yang lain, nyata-nyata profesi ini jauh lebih dinamis dan menyimpan ketidakpastian. Mau tidak mau, sudi tidak sudi seorang entrepreneur kudu berani menyongsong segala ketidakpastian yang kadang kala tidak menyenangkan.
Ternyata, keberanian saja tidak cukup. Keberanian haruslah diiringi dengan kemahiran, kerja keras mestilah diiringi dengan dengan kerja cerdas karena tanpa itu sama saja dengan jalan ditempat. Oleh karenanya perlu setiap kita memperkaya diri dengan wawasan pengetahuan (tsaqofah). Yah bukan semata-mata pengetahuan terhadap produk (product knowledge), tetapi juga pengetahuan yang mendalam mengenai pelanggan (customer knowledge), pesaing (competitor knowledge) dan lingkungan (environment knowledge). Dengan demikian lambat laun kita akan semakin akrab dengan terminology management information system, customer database, competitive intelligence, market research.
Kaitannya dengan dunia dakwah, pengetahuan diatas juga bisa diterapkan. Bagaimana kita bisa mendesain produk dakwah yang bisa mengena di masyarakat (mad`u) setelah sedikit menganalisis kondisi sekitar terkait dengan siapa, hambatan, peluang dan dukungan.
Setelah mengupas keberanian dan keahlian tersebut, saatnya kita cermati mengenai peka Nurani. Rasulullah yang mulia memberikan anjuran “Sampaikanlah kabar gembira dan Jangan menakut-nakuti, Permudahlah dan Jangan Mempersulit” Bukankah ini adalah metode dakwah yang penuh dengan ajaran humanisme dan sesuai dengan hati nurani manusia sebagai obyek dakwah kita.
Ditarik dari sisi entrepreneur, anjuran Rasulullah tersebut memberikan kemudahan untuk pembeli dalam melakukan interksi jual beli. Penjual dan Pembeli masing-masing menyandang hak pilih untuk mengesahkan atau membatalkan jual beli selama sebelum berpisah, itu ketentuannya. Ada lagi dalil dalam Al Qur`an bahwa Janganlah engkau mengambil harta sesama dengan cara yang batil, kecuali dengan perniagaan yang berdasarkan kesukarelaan antara satu sama lainnya. Lagi-lagi nurani berbicara. DUnia nyata ternayat berbeda saudara-saudara, betapa sering entrepreneur memainkan kolusi dari penguasa dengan dalih `surat sakti` yang bertujuan semata-mata untuk memenangkan suatu transaksi. Sangat jelas, hal ini yang dirugikan adalah pihak penjual karena konsumen tetap membeli kendati tanpa ada kesukarelaan. Pemaksaan ini kesalahan penafsiran Political Power dalam Mega Marketing usulan Philip Kotler oleh pelaku-pelaku ekonomi yang kapitalis. Hal ini akan bisa berhasil dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang yakinlah tidak ada satu entitas bisnis yang sanggup survive dan sustain jika semata-mata mengandalkan pemaksaan berupa perpanjangan tangan penguasa.
Finally, Seorang entrepreneur ataupun aktivis dakwah sejati ketika melakukan aktivitasnya kudu menjaga nilai-nilai yang sudah digariskan. Dengan demikian sewaktu ia menerima sesuatu dari hasil aktivitasnya itu, dirinya akan jauh lebih berharga daripada yang ia dapatkan. Seandianya hartanya dirampas, kantornya hancur, gelarnya dicopot atau putusnya urat nadi ini sungguh ia tidak akan kehilangan satu apa pun. Karena nilai-nilai itu sudah melekat pada dirinya. Jadi, tegakkanlah Tripod Kerja yang seimbang. Dan kepekaan nurani salah satunya.
Di dunia ini, tidak ada pekerjaan yang patut diabaikan, kalau dilaksanakan dengan rasa percaya diri dan penuh kreatifitas. Lakukanlah apa yang dikatakan oleh kata hati, Lakukanlah itu sedemikian rupa sehingga orang lain yang melihatnya dan ingin menyaksikan kita melakukannya berulang kali
--- Dan Zadra ----
Amal yang bagus tidak pernah dilakukan dengan darah dingin. Bahkan Panas diperlukan untuk menempa segala sesuatu. Prestasi-prestasi besar sebenarnya adalah kisah tentang hati yang menyala-nyala
(Good work is never done in cold blood, heat is needed to forge anything. Every great achievement is the story of a flaming heart)
--- A.G. Carlson ---
Wassalamu`alaikum Wr. Wb.
Salam Perjuangan !!!
mujahidmuda
MariefuniM
(realmujaheed.wordpress.com)
Label: berani mimpi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda