Be a SUPER trainer
“Dalam mengadakan sebuah pelatihan atau event/kegiatan perlu memperhatikan konsep dasar 5W dan 1H (what-where-when-who-why dan how)”terang Ust. Irman memulai TFT.
1. What, kita mau mengadakan acara apa ? training, pengajian, mentoring, mabit, rihlah, seminar pesantren kilat and so on.
2. Where, kita mau melaksanakan acara dimana ? gedung, lapangan, villa, hotel, sekolah, tempat wisata, pegunungan, pantai, luar-dalam daerah.
3. When, kapan kita mau melaksanakannya ? jam 8 pagi, malam, musim hujan, musim kemarau, hari senin, pekan depan, bulan depan atau hari besok.
4. Who, siapa yang mau diundang dan dilibatkan dalam acara tersebut ? keluarga, sahabat, masyarakat, anak-anak, remaja, wong tuwo, karyawan, guru, menteri, duta besar, orang afrika, ras kulit putih atau orang2 `luar biasa` (baca=SLB : sekolah luar biasa)
5. Why, mengapa kok acara itu dilaksanakan ? untuk membekali ilmu tertentu, meningkatkan kapasitas, mempererat persahabatan, promosi jabatan, upgrade personal, refreshing atau malah hanya untuk having fun (wah rodo repot…nek ming hura-hura opo ngguwang-guwang duwit)
6. How, bagaimana acara itu bisa terlaksana ? target peserta, undangan, konsumsi, konsep acaranya, perlengkapan yang diperlukan, kontribusi/biaya, pakaian (jangan sampai salah kostum) dokumentasi, dkk-nya.
Ke-6 pertanyaan tersebut harus bisa terjawab saat mau melakukan suatu kegiatan karena untuk menjadikan keefektifan dan optimalnya pelaksanaan suatu kegiatan. Misal kalo untuk kegiatan training, sedapat mungkin kita bisa mengetahui siapa yang mau ditraining sehingga kita bisa menentukan desain training tersebut sesuai dengan yang diinginkan peserta (tentunya setelah 6 pertanyaan diatas bisa terjawab dengan detail). 6 pertanyaan tersebut juga bisa dijadikan sebagai tolok ukur dari perencaanan suatu kegiatan (bukankah perencanaan itu 50 % dari keberhasilan ?) artinya kalo kita mau perang, dan kita sudah merencanakan strategi, kebutuhan dan pembagian tugas yang jelas sesungguhnya kita sudah menang sebesar 50% dari musuh kita. Tapi juga perlu digarisbawahi bahwa, perencanaan tersebut hanya untuk kegiatan yang sifatnya memiliki tujuan yang spesifik seperti training, seminar, pesantren kilat, mentoring atau kegiatan2 yang besar. Kalo hanya mau adain renang bareng atau mancing bareng saja tidak harus sedatail itu, bisa-bisa malah gak jadi karena terlalu lama mbahasnya, belum lagi kalo ada “perang dunia” segala (wah…..gawat`s bin gak barokah) atau kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya tidak melibatkan banyak acara n personal (pokokmen dirembug sak cukupe, ndang mangkat, rasah kakehan syuro, …… bener mboten sodara-sodara ? :-D)
Antusiasme kami pun mulai merangkak naik, dari kaki sampai ubun-ubun, sehingga kami pun saling menambah tingkat konsentrasi untuk mendengarkan sang `dosen` memasuki ke materi selanjutnya. “Nha, dalam melaksanakan kegiatan khususnya training n mentoring salah satu sarana yang efektif agar bisa membangun antusiasme peserta adalah dengan metode Fun Games.
Jreng………………jreng………………………jreng ……………………. :
1. Belajar sambil bermain
2. Belajar dari Permainan, ning ……
3. Belajarnya ora dolanan (mainan)
Belajar sambil bermain adalah suatu metode yang khas untuk memberikan sentuhan `humanisme` peserta, coz dalam QS. Al Hadid : 20, Allah SWT berfirman :
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”
Metode permainan juga bisa memberikan nuansa keakraban antar peserta sehingga antar peserta bisa cair dan forum training n mentoring pun menjadi hidup. Dan dari suatu permainan juga bisa mengantarkan peserta untuk memahami hakekat ilmu atau materi karena suatu permainan bisa diambil makna/hikmahnya sehingga peserta tidak cuma asal main-main.
Apa artinya sebuah permainan dalam benak kita ? mungkin bisa jadi itu hal-hal sepele, seperti anak kecil, tapi Subhanallah …. dari permainan kita bisa belajar, dengan belajar kita bisa pintar, dengan kepinteran kita bisa menyadarkan orang, akhirnya kita bisa berbuat sesuatu yang benar, tentunya benar menurut Islam.
Kenapa kok permainan bisa dibuat untuk belajar, lha ternyata Fun Games mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kegiatan training/mentoring. Fungsinya adalah :
1. Ice breaking, pemecah kekakuan. Bisa jadi setiap peserta saling jaim, gak mau peduli dengan orang lain, introfet atau malu-malu. Nha, ice breaking adalah solusinya, dengan ice breaking segala kekakuan, ketidaknyamanan yang akhirnya training/mentoring memborringkan insya Allah tidak akan terjadi. Actually, ice breaking bisa dengan menggunakan permainan bisa juga dengan film atau game slide.
2. Pelibatan peserta. Nha setelah semuanya enjoy, udah saling kenal, tidak jaim lagi, suasana menjadi cair, maka reaksi yang muncul kemudian adalah peserta akan saling `mengikat` ibarat reaksi kimia dengan rumus UKHUWAH sehingga training/mentoring pun bisa menyenangkan (tentunya buat trainer dan menteenya)
3. Illustrasi. Fun games bisa dibuat untuk mengilustrasikan materi-materi yang kalo dibahasakan membutuhkan kosakata `langitan` sehingga peserta gak dong, njlimet, local roaming atau bikin `gerah` peserta. Misalnya mau nerangin Ghozwul Fikr yang menuntut back up materi yang ekstra agar tidak terkesan menggurui, sok ustadz maka metode fun games Ini Apel bisa jadi alternatif untuk masuk materi Ghozwul Fikr. Penasaran ya ?? kayak apa permainannya, Nha itu dia, beruntunglah bagi teman-teman yang ikut TFT jadi punya 1 koleksi games ice breaking (lha
4. Penutup. Fun games ternyata juga bisa untuk mengakhiri suatu kegiatan training/mentoring untuk mengambil sebuah kesimpulan atau konklusi dari suatu materi yang kita sampaikan. Sehingga peserta bisa dong, gak blong atas apa yang kita sampaikan. Rugi tho, wis ngomonge semangiiit koyo bung Tomo, nganti berbuih-buih bahkan nggo `nyiprat` barang ning peserta podo mlongo gak mudheng. Rugi ndonyo lan akherat tho ………
Tak terasa, sang mentari hampir dah berada di tengah-tengah n tegak lurus dengan tubuh kita, dan angka di FREN saya pun menunjukkan jam 11.40. Saya pun minta ijin ambil BungNas alias bungkusan nasi untuk makan siang ke rumah.
Setiba di SDIT pun, felling saya selama perjalanan benar, temen2 dah pada nungguin BungNas. Setelah selesai lunch with catfish, a cucumber `lalap` n bakmi sambel kamipun melanjutkan sessi selanjutnya. Tapi, sodara-sodara sekalian, takdir berkata lain, rencana jam 13 mau belajar install flying folks, tapi instrukturnya belum pada datang, jadi kita putuskan untuk melanjutkan sessinya pa` Irman dengan fun games Ini Apel. Wah seru ….. coz kita semua, 17 orang jadi satu lingkaran (tetep ada jarak antara ikhwan n akhwatnya dengan hijab whiteboard) menariknya lagi permainan ini pake hukuman yaitu siapa yang salah harap mencoretkan lipstick ke daerah sekitar muka. Diakhir permainan pun didapat siapa yang tercoret mukanya, yaitu Uni, Nuryadi n Mba` Dewi.
Akhirnya, sang instruktur flying folkspun datang, dan segera saja pa`Irman mengakhiri forum fun games tepat pukul 14.00 WIB. Forum selanjutnya pindah di pinggir sungai mBedok untuk melihat cara menginstall flying folks dan mencobanya sekaligus. Masya Allah …… ternyata cukup memakan waktu untuk menginstallnya saja, hingga waktu masuk ashar belum slesai, sehingga yang akhwatnya pun pada ijin pulang sehingga belum sempat mencoba. Baru sekitar jam 16.15an jalur flying folksnya pun jadi. Sebagai pencoba pertama adalah sang instruktur, weits ….. ternyata installnya kurang sempurna sehingga sang instrukturpun gak mulus sampai ujung. Setelah dicoba disempurnakan akhirnya akh Nuryadi mencoba untuk meluncur, lagi-lagi karena kurang tegang talinya pun agak melengkung karena beban yang cukup berat sehingga kurang mulus sampai ujung. Tapi apa daya, sudah usaha dan waktupun semakin sore, akhirnya dengan lintasan yang kurang lancar kami pun satu persatu mencoba meluncur dengan dibantu akh Nuryadi menarik kaki kami saat mandeg ditengah-tengah lintasan. Dan setiap kami pun berhasil melewati lintasan dengan selamat.
Sekitar pukul 17.10 kami pun mulai beres-beres untuk mengepaki segala perlengkapan flying folks, tapi tiba2 pa` Irman datang sambil membawa satu rel yang dipasang di lintasannya milik SDIT yang berasal dari kawat seling (kayak kawat yang dipake untuk aliran listrik) tanpa komando dari siapapun, saya, akh Nuryadi n akh Tevri pun mencobanya …… Subhanallah ……. Sambil diiringi suara muadzin berkumandang adzan maghrib ku meluncur n melaju mulus, lancar tanpa hambatan sampai ke tujuan. Perasaan senin sore yang dahsyat, walaupun sampai rumah urat-urat ini pun mulai pegal-pegal, tapi segera saja ku lakukan resep jitu sang bunda : ambil air secukupnya, tuangkan keatas kompor, tunggu sampai benar-benar hangat lalu angkat dan tuang ke ember, sisakan sedikit untuk bilas. Sebelum dipake untuk mandi masukkan 2 sendok makan garam dapur dan aduk hingga rata. Jika sudah benar-benar siap, guyurkan ke seluruh badan layaknya orang mandi kemudian bilas dengan sisa air hangat yang gak kecampur dengan garam. iA dijamin tidur nyanyak, mimpi enak, bangun bugar dan segar. Alhamdulillah …….
Itulah sepenggal kisah training for trainer yang penuh ukhuwah diantara ikhwah.
TFT @ SDIT Alam Nurul Islam merupakan bekal awal untuk mengarungi aktivitas dakwah di berbagai lini. Karena sesungguhnya seorang trainer tak jauh berbeda dengan seorang murobbi, dan bukankah kita adalah seorang murobbi sebelum yang lain. Kita adalah da`I sebelum karyawan, usahawan, PNS, dosen, birokrat, anggota dewan bahkan presiden. Karena hakekat dari salah satu tanggung jawab kita diciptakan ke dunia yaitu menjadi khalifatul fil ardh, menjadi penyeru setalah kita diberikan ilmu. Harapan kita pun tidak hanya menjadi sholeh sendirian sehingga kita dituntut untuk menyolehkan keluarga, kerabat, sahabat dan masyarakat Indonesia Raya bahkan dunia sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW duluw. iA itu akan terulang kembali pada masanya sebagai karakteristik sejarah yang akan berulang kembali. Semoga dengan bekal trainer ini kita mampu menjadi seorang yang bermimpi besar untuk membesarkan peradaban Islam, karena cita-cita besar berawal dari obsesi yang besar, kenyataan hari esok adalah kesugguhan kita menjalani hari ini. Sehingga tidak mustahil, selama Allah SWT masih mengijinkan kita untuk menghirup oksigen di dunia dan menjadikan kita seorang superTRAINER, insya Allah.
“Jangan cuma cari belut disawah, tapi tanamlah padi maka belut
(take from nasehat pa`Irman dengan penambahan seperlunya)
Salam perjuangan !!!
mujahidmuda
MariefuniM
Ditulis pada 30 Juni 2008
Label: TFT kahfi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda